Selasa, 22 Februari 2011

aku dan tulisanku ...

Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku
tak pernah menulis satu kata?
Adakah orang akan mencari namaku ketika aku
tak pernah meninggalkan kesan?
tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku
jari-jariku bekerja dengan otakku
Diriku adalah kumpulan kertas kosong
Walau selalu berusaha untuk kutulis
Diriku adalah pena yang tak kan pernah habis
Pena langka karna kutahu
Ku harus menjaganya
Adakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?
Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulis
sebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormati
ingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisanku
Tulisanku adalah produksi otakku yang bersahaja
Tulisanku memberi tahu tentang aku ke dunia
sementara aku tak pernah berbuat yang sama
kepada tulisanku
untuk
Aku dan Tulisanku…..!

Irma tazkiyya

Tahukan kamu arti menjadi ketua?


That’s right, you are a leader. Tetapi kamu jangan menganggap bahwa: just because you are one of the cleverest person in the class, you can be a leader! Kepandaian itu bukan satu-satunya factor untuk mengandalkan diri menjadi ketua atau pemimpin. Memimpin itu ada seninya, karena harus mampu menerjemahkan hal-hal yang perlu dikerjakan, sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Sebagai ketua atau pemimin itu, kamu ibaratnya di panggul orang. Karena kamu diangkat, kamu memperoleh pandangan yang lebih jauh dan lebih luas. Kamu harus mampu menggambarkan apa yang ada di hadapanmu, seluas dan sejauh yang dapat kamu lihat dengan jelas, kepada orang lain.

Kemudian kamu diangkat, kamu harus senantiasa , melihat ke bawah. Sebab kalau tidak, kamu tetntu jatuh. Kamu juga harus memperhatikan seberapa jauh mereka kuat mengangkat. Ssedangkan kalau, melihat ke atas, hanya kekosongan yang kamu lihat. Tetapi yang ke atas itu, hanyalah kamu dengan TUHAN. Itu adalah hubungan satu-satunya. Tidak dapat dilihat orang.kalau ingin melihat orang, kamu harus melihat kebawah, dan harus memperhatikan orang yang akan membantu kamu.

Orang dapat mencapai suatu tingkat tertentu dalam kehidupan dengan bermacam-macam cara. Ada yang pintar dan baik, tetapi tetap di bawah. Ada yang kurang pandai dapat sampai ketas dan disenangi orang. Itu berarti bahwa kepandaian bukan satu-astunya syarat menjadi pemimpin. Jadi, bagaimana seseorang itu sampai pada suatu tingkatan tertentu, sedikit banyaknya di tentukan oleh kepandaian dan kepribadian. Melalui kepribadian kamu dapat melihat watak seseorang.

Watak is character. Watak itu dapat kamu lihat kalau kamu dapat membedakan orang yang prinsipil dengan orang yang keras kepala. Antara orang yang fleksibel dengan orang yang oportunis. Watak itu dapat dilihat dari apa dan bagaimaa isi pikiran seseorang, bagaimana cara dia mengungkapkan , menyampaikan dan mempertahankan pendapat atas pendiriannya kepada orang lain.

Mengenai penilaian keberhasilan harus dilihat dari dua arah. Pertama dari yang atasmu; kemudian dari orang-orang yang kamu pimpin, yang kamu mintakan bantuannya. Hanya lewat penilaian dari kedua belah pihak itulah yang sebenarnya menggambarkan penilaian keberhasilan yang objektif.

''Nasihat May. Jen Sutoyo alm (Pahlawan Revolusi) kepada putri tunggalnya"

little history

Semenjak tahun 1998 sampai sekarang, atau pada masa krisis moneter melanda perekonomian negeri ini, keluarga saya mengalami gulung tikar (bangkrut) dalam usaha ber-wiraswatanya. Harta keluarga seperti rumah, mobil, tanah sudah terjual untuk membuat modal kembali usaha keluarga, tetapi hasilnya sama sekali tidak ada perubahan. Saya adalah anak ke dua dari lima bersaudara, ironisnya saat perekonomian keluarga berada dibawah, anak-anaknya sedang butuh biaya pendidikan yang semakin mahal.

Saya termasuk lulusan terbaik di MA. Setelah selesai SMA, ingin rasanya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebagai pintu gerbang menuju cita-cita saya menjadi tenaga kesehatan. Tetapi nyatanya, untuk duduk dibangku kuliah itu sungguh sangat sulit ketika ekonomi keluarga sangat buruk. Walaupun ekonomi keluaga sangat tidak memungkinkan, saya masih punyai keyakinan pasti ini semua ada jalan keluarnya. Setelah ujian nasional SMA, saya dipanggil oleh wakil kepala sekolah untuk mengikuti PMDK di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebuah kampus peradaban yang menetapkan motto Knowledge, Piety, Integrity menghasilkan sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, menghasilan alumni yang memiliki kedalaman, keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh. Menjadi keputusan akhir saya untuk mendaftar PMDK UIN. Uang pendaftaran PMDK orang tua saya meminjam ke saudara, karena memang kami tidak mempunyai uang. Beberapa minggu setelah saya mendaftar, hasilnya saya lulus di UIN. Sungguh ada perasaan bahagia sekaligus bingung, karena orang tua atau saya tidak punya uang seperak pun untuk daftar ulang. Waktu saya hanya 2 minggu untuk mencari uang ‘jutaan’ itu, berbagai cara saya dan orangtua berusaha tetapi hasilnya nol. Dari yang kehujanan, kepanasan, nyasar cari alamat saya lalui sendiri untuk mencari uang masuk kuliah. Saya pun pasrah, tetapi di balik kepasrahan saya, hati kecil yakin Allah akan menjamin rizki bagi hambanya yang menuntut ilmu. Dua hari sebelum nama saya dicoret dari kelulusan PMDK UIN, karena belum daftar ulang. Saya di panggil oleh pihak sekolah, ternyata pihak sekolah mengetahui kesulitan yang saya alami dan akhirnya pihak sekolah pun yang membiyai uang masuk di kampus tercinta UIN, selain itu saya diminta menjadi asisten laboraturium MIPA sekolah selama 1 tahun. Subhanallah, Maha Besar Allah atas kemurahanNya. Sujud syukur, saya haturkan untuk Sang Pencipta Kehidupan Tiada Tanding.

Saat menjadi mahasiswa, kesulitan keuangan menemani aktifitasku selama 4 tahun. Saya memang mendapatkan beasiswa, tetapi uang beasiswa itu tidak mencukupi untuk biaya kuliah di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Saya harus benar-benar pintar membagi waktu antara belajar, kuliah, berorganisasi dan mencari tambahan uang. Bersyukur walau keluarga ekonomi nya sangat buruk, tetapi semangat orangtua dan doa merekalah yang menjadi kekuatan untuk terus bertahan. Rumah kamipun sudah dijual untuk membiayai pendidikan anak-anaknya dan membeli rumah yang lebih murah. Banyak hal yang ingin diceritakan, tetapi sangat tidak cukup jika hanya dibatasi dengan 500 kata. Sejarah hidup saya menjadi kekuatan yang luar biasa dan membentuk karakter pribadi ini.

Kesimpulan yang ingin saya sampaikan adalah teruslah berjuang dan bermimpi untuk perubahan. Terkadang Allah menginginkan kita untuk jatuh, sakit, kalah dan menangis agar kita mengerti arti sabar dan syukur sebenarnya atau hanya untuk sadarkan kita bahwa kebahagiaan, kemenangan dan keberhasilan butuh sebuah kolam keringat dan air mata. SEMANGAT!!