Rabu, 19 Januari 2011

Menjadi seorang Pengamat

beberapa tahun yang lalu saya pernah membaca buku, judul bukunya saya lupa tentang apa.. tetapi ada kalimat yang selalu menghantui pikiran saya...

"MENJADI SEORANG PENGAMAT"

menarik yah... dan sadarilah semua hal disekitarmu...



Bayangkan matamu sebagai kamera bioskop. pertama-tama ambil pemandangan besar, lalu fokuskan pada orang, objek-objek, gerakan-gerakan dan percakapan-percakapan.

Memerhatikan semua gerakan, seperti tangan yang terangkat atau peralihan ucapan, dapat memberitahumu mengenai apa dan siapa yang kamu lihat dan kamu dengar.

Dalam benakmu, uraikan cerita dalam kalimat-kalimatmu sendiri, langsung saat semua fakta tertangkap oleh inderamu...



Selanjutnya... kamu akan melihat

KAMU ADALAH SEORANG PENULIS

Keperawatan Islam Masa Kini

Falsafah kepererawatan islam, suatu keyakinan yang mendasari profesi keperawatan. Keyakinan pertama bila kita mencermati beberapa dalil dan sejarah sebagaimana tersirat didalam ayat maupun hadist. Diantaranya dalam surat Asy-Syuara:80 “dan apabila aku sakit, dialah yang menyembuhkanku”. Dalam konteks perawatan islam, kita banyak menemukan beberapa kisah dalam Al-Quran dan Al-hadist saat orang islam mengalami peperangan dengan kaum musyrikin dan kafir yang berakibat terjadinya korban. Dimana korban dirawat oleh para sahabat dan kaum muslimat yang menjadi team kesehatan Rasulullah SAW. Diantaranya Umi Rufaidah yang merupakan tokoh keperawatan dijaman Rasulullah

Perawatan muslim pertama sudah ada jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse lahir kedunia. Kegiatan pelayanan keperawatan telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama Siti Rufaidah pada zaman nabi Muhammad SAW, yang selalu memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan. Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) jadi seimbang. Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal maupun non verbal harus diteruskan turun-temurun dari generasi ke generasi dalam perawat islam masa kini.

Cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.

Menelah lebih jauh tentang keperawatan spiritual, pada dasarnya manusia terdiri dari 2 komponen penting yang mendukung manusia untuk melakukan segala kegiatan, komponen itu adalah jasad dan roh. Tanpa roh seseorang tidak akan berarti, karena jasad manusia tanpa roh adalah tidak jauh beda dengan bangkai yang berbau tidak sedap. Sedangkan roh tanpa bagaikan angin yang teramat sulit untuk meyentuh apapun ataupun melakukan perbuatan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Raga atau jasad bisa mengetahui dengan pengelihatan mata, sedang jiwa bisa mengetahui dengan bashirah (mata hati). Masing-masing memiliki bentuk dan gambaran sendiri-sendiri, bisa baik dan bisa buruk. Jiwa yang bisa mengetahui dengan bashirah, lebih besar kedudukannya daripada jasad yang bisa mengetahui dengan pengelihatan mata. Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional sesuai fungsi dan tujuan dari asuhan keperawatan.dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan syari’ah islam.

Manusia adalah makhluk utuh yang dapat berfikir abstrak dan berbuat dan juga manusia merupakan makhluk sosial, psiko, bio, politik dan mempunyai kebutuhan dasar bermacam-macam dengan tingkat perkembangannya selalu berusaha memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut di dasarkan pada potensi yang ada padanya. Manusia secara terus-menerus menghadapi berbagai perubahan lingkungan dan selalu berusaha menyesuaikan diri agar tercapai keseimbangan. Selain itu manusia dapat belajar dan merubah tingkah laku serta lingkungannya untuk menuju yang lebih baik. Pandangan tentang manusia sangat di pengaruhi falsafah setiap bangsa sehingga dengan kaitannya konsep keperawatan pandangan tersebut akan mewarnai pola konsep perawatan yang dianut oleh suatu bangsa.

Dalam menjalankan kehidupannya manusia tidak lepas dari rasa lelah dan sakit. Seseorang dikatakan sakit jika mengalami keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang tersebut sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari baik jasmani, rohani dan sosial. Di saat sakit seseorang memerlukan seorang figur manusia yang berkompetensi untuk merubah keadaan sakitnya menjadi keadaan sehat. Sebagai contohnya adalah perawat.

Perawat adalah seseorang yang telah lulus dari suatu program pendidikan dasar perawatan, memenuhi syarat di beri wewenang oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan bertanggung jawab. Perawat melakukan tindakan keperawatan kepada klien atau pasien dengan memberikan tindakan yang di fungsikan untuk mengubah keadaan lahiriah atau batiniah yang sakit menjadi lebih baik yang mana tindakan ini memiliki tujuan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat luas, untuk mencegah perkembangan penyakit, melakukan pengobatan/perawatan orang sakit dan untuk merehabilitasi seseorang yang sakit.

Realita keperawatan secara islami memberikan tolak ukur untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia, akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan syariah islam yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam. Seorang perawat islam masa kini harus menyadari untuk mewujudkan perawat yang profesional itu haruslah memiliki kualitas sehingga mampu bersaing. Hidup adalah sebuah persaingan (fastabiqul khairat). Itulah sebabnya, untuk menjadikan diri yang berkualitas, perawat tak kenal berhenti untuk terus belajar, belajar dan belajar. Perawatpun harus menyadari bahwa tiga potensi dirinya, yaitu head, heart, dan hand, hanyalah sebuah khayalan bila tidak ditambah dengan sikap yang mutlak diperlukan, yaitu hard working.

Kualitas bukan sekedar hasil, melainkan sebuah proses dari keterpanggilan hati. Kualitas adalah gambaran yang menjadi obsesi bagi setiap pribadi muslim yang memiliki etos kerja. Perawat muslim yang beretos kerja memiliki semacam semangat untuk memberikan pengaruh positif kepada lingkungannya. Keberadaan dirinya diukur oleh sejauh mana potensi yang dimilikinya memberikan makna dan pengaruh yang mendalam bagi orang lain. Perawat ada karena banyak orang yang maemerlukan perawatan. Perawat ada karena perawat memberikan makna bagi kehidupan.

Perawat muslim harus memiliki etos kerja islam yang baik dalam etos tersebut, ada semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan menghindari segala kerusakan (fasad) sehingga setiap pekerjaan diarahkan untuk mengurangi bahkan menghilangkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya (no single defect). Sikap seperti ini dikenal dengan ihsan, sebagaimana Allah menciptakan manusia dalam bentuknya yang paling sempurna (fi ahsani taqwin).

Senada dengan kata ihsan, di dalam Al-quran kita temukan pula kata itqan yang berarti proses pekerjaan yang bersungguh-sungguh, akurat dan sempurna (an-Naml:88). Akibatnya, seorang muslim yang mempunyai kepribadian qur’ani pastilah akan menunjukan etos kerja yang bersikap dan berbuat serta menghasilkan segala sesuatu yang bersungguh-sungguh dan tidak pernah mengerjakan sesuatu setengah hati (mediocre). Seorang perawat harus memiliki kualitas hati (quality of your heart) berkaitan dengan kualitas moral seseorang atau dikenal dengan istilah Spiritual intelligent.

Seorang perawat muslim yang professional harus bekerja dan pekerjaannya sebagai aktivitas dinamis, mempunyai makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan seorang muslim harus penuh dengan tantangan (challenging), tidak monoton dan selalu berupaya untuk mencari terobosan-terobosan baru (innovative) dalam melakukan perawatan kepada pasien, bagaimana cara mengkolaborasi dari ilmu pengetahuan, ilmu keperawatan dan seni dalam merawat serta tidak pernah merasa puas dalam berbuat kebaikan. Ada motivasi dalam hatinya untuk selalu meningkatkan kualitas dirinya. Jiwanya gelisah jika berada dalam kondisi statis. Jiwanya merintih apabila setiap waktu tidak ada perubahan yang bermanfaat. Inilah yang dimaksudkan sebagai semangat perubahan (spirit of change).

Ibarat meneguk air laut, kian diteguk terasa kian haus pula rasanya. Islam adalah agama yang dinamis dan penuh energy, tidak pernah mengenal kamus berhenti dalam berbuat kebaikan, menggapai prestasi Ilahiah. Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita lakukan dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya untuk dapat melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita yakini bersama.


Oleh: Irma Tazkiyya

REKONSILIASI BUDAYA NASIONAL

BUDAYA


REKONSILIASI BUDAYA NASIONAL
Ironisnya bangsa Indonesia telah mengalami penyakit moral kronis yang sampai detik ini pun masih menjadi permasalahan yang sangat vital untuk sistem sosial masyarakat di Negri ini, terlalu banyak contoh untuk menggambarkan masalah moral, misalnya saja korupsi dan krisis pengakuan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Lantas, adakah obat mujarab untuk menyelesaikan masalah ini, rekonsiliasi budaya nasional, patut untuk diterapkan dengan konsep yang berbeda kita harus duduk bersama dengan penuh kesadaran untuk mengakui, memafkan dan berjanji dihadapan Tuhan untuk tidak lagi bekubang dalam dosa individu ataupun kolektif yang menyebabkan banyak korban. Jika rekonsiliasi nasional ini terwujud, harapan optimis dalam penyembuhan penyakit moral ini dapat diselesaikan dan membangun Indonesia yang punya kebanggaan, keteguhan, tidak minder, dan malu korupsi bisa terwujud.

Geneologi Kekerasan Bermotif Agama di Indonesia

Oleh Irma Tazkiyya

INDONESIA, kini, bisa dikatakan sebagai sebuah negara yang paling banyak kebanjiran konflik. Mulai awal 2008 sampai bulan Juni ini, hampir sudah tak terhitung kasus yang mencuat di media massa. Sampai badan hukum pun terlihat kebingungan menanganinya. Karena konflik satu belum selesai, disusul konflik yang baru lagi.
Aksi anarkis 1 Juni yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan Komando Laskar Islam (KLI) terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) adalah potret betapa peliknya konflik kekerasan di negeri ini.
Sebagian orang mungkin bertanya, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Dan kenapa pula yang melakukan tindak kekerasan tersebut adalah orang-orang yang mengatasnamakan sebagai pembela agama.
Tentunya hal ini menimbulkan ketidaksingkronan. Sebab, kalangan yang sebenarnya menjadi figur yang diteladani dan mengklaim dirinya sebagai pembela agama, ternyata berbalik menjadi pengusung keonaran.
Bila kita bercermin pada kondisi Indonesia kini, kekerasan akan bisa dilakukan siapa saja, tidak hanya kalangan yang mengatasnamakan agama. Sebab, di sini akan rentan terjadi konflik, jika masalah-masalah yang vital belum juga terpenuhi.
Secara psikologis tindakan kekerasan terjadi bukan hanya karena ingin melakukan pembelaan atau melakukan misi tertentu. Tetapi latar belakang kondisi juga sangat memengaruhi seseorang melakukan tindak kekerasan. Setidaknya, kita bisa melihat beberapa hal, berkaitan dengan hal tersebut.
Pertama, kondisi ekonomi yang lemah akibat sempitnya lapangan pekerjaan, akan menyebabkan mental warga ini menjadi keras dan mudah emosi serta mencari pelampiasan- pelampiasan pada hal lain.
Kedua, pendidikan yang rendah juga akan memudahkan seseorang melakukan tindakan-tindakan yang tidak menggunakan akal sehat. Sebab, dengan pendidikan yang rendah, cara berfikir mereka pun akan sempit sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan tidak melalui pemikiran yang matang terlebih dahulu. Masyarakat Indonesia yang masih rendah dalam bidang pendidikan ini, tentunya sangat mudah untuk digerakan kepada hal-hal yang tidak tepat, semacam anarkisme dan lain sebagainya.
Ketiga, aparat negara yang kurang tegas. Melemahnya hukum di negeri ini juga akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat dan sebagai dampaknya mereka akan melakukan penghakiman sendiri. Mungkin ini adalah bentuk prustasi masyarakat terhadap kekuatan hukum negara kita.
Sekarang, siapa sebenarnya yang harus disalahkan? Apakah pihak FPI dan KLI? ataukah AKKBB? Tentu, persolan salah menyalahkan, bukanlah hal yang relevan melihat realitas negeri yang sudah seperti ini. Yang terpenting adalah kita harus belajar dari itu semua; introspeksi diri, lebih-lebih mereka yang berwenang di negeri ini. Sebab, segala sesuatu terjadi itu pasti ada akar permasalahnya. Dan akar permasalahan tersebut kuncinya ada di tangan negara.

Amnesia Beragama
Menurut Habib Rizieq – ketua umum Front Pembela Islam (FPI), bahwa Posisi FPI menjadi semacam Pressure Group di Indonesia. Tujuannya untuk mendorong berbagai unsur pengelola negara agar berperan aktif dalam memperbaiki dan mencegah kerusakan moral dan akidah umat Islam, serta berinisiatif membangun suatu tatanan sosial politik dan hukum yang sejalan dengan nilai-nilai syariat Islam.
Ketua umum FPI ini, seharusnya melihat landasan hukum yang ada di negara Indonesia. Mengingat karakteristik bangsa yang majemuk. Pembentukan organisasi yang berdasarkan syariat Islam dan bukan Pancasila inilah yang menjadikan bergulirnya wacana pemerintah Indonesia untuk membubarkan Ormas Islam yang bermasalah.
FPI yang mempunyai visi dan pandangan bahwa penegakan amar ma’ruf nahi munkar adalah satu-satunya solusi untuk menjauhkan kezhaliman dan kemungkaran. FPI berkeinginan untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar secara tekstual di semua segi kehidupan manusia. Dengan tujuan menciptakan umat yang hidup dalam negeri yang baik. Dan dengan mengharapkan limpahan keberkahan dan keridhoan-Nya.
Dilihat dari fenomena yang terjadi sekarang, apa yang telah diperbuat mereka sama sekali tidak menjunjung visi tersebut. Menurut FPI motif untuk memperjuangkan syariat Islam adalah langkah yang sah. Sedangkan aksi-aksi untuk memperjuangkannya diupayakan untuk tetap tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia. Penuturan ini jauh dari realita yang ada. Bahwa setiap kali FPI melakukan aksi-aksi penertiban terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam, seringkalai berujung dengan kekerasan. FPI menjadi sangat terkenal karena aksi-aksinya yang kontroversial sejak tahun 1998. Terutama yang dilakukan oleh laskar militernya, yakni Laskar Pembela Islam.
Rangkaian aksi penutupan klab malam, tempat pelacuran dan tempat-tempat yang diklaim sebagai tempat maksiat, ancaman terhadap warga negara tertentu, penangkapan (sweeping) terhadap warga negara tertentu, konflik dengan organisasi berbasis agama lain adalah wajah FPI yang paling sering diperlihatkan dalam media massa. Tindakan FPI sering dikritik berbagai pihak karena tindakan main hakim sendiri yang berujung pada perusakan hak milik orang lain. Walaupun FPI membawa nama agama Islam, pada kenyataannya tindakan mereka bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islam, bahkan tidak jarang menjurus ke vandalisme.
Memang sangat berat bagi sebagian hamba Allah untuk menerima perbedaan. Tetapi juga lebih berat lagi bagi sebagian orang untuk menerima kenyataan bahwa tidak ada tempatnya mengedepankan kekerasan dalam menyikapi sebuah permasalahan. Ketika saya melihat tanyangan televise, sungguh memalukan, untuk alasan apa pun tidak sepatutnya FPI melakukan kekerasan. Karena itu semua jauh dari ajaran Islam. Saya lihat sepak terjang FPI memang jauh dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Sikap anarkis dengan membawa nama Islam akan mencoreng nama Islam tersebut. Kita boleh berprinsip keras, tetapi bukan anarkis. Seharusnya kalimat inilah yang harus dilontarkan FPI.
Inilah amnesia beragama. Ada sebagian unsur-unsur umat beragama yang sangat esensial dan masih dilupakan. Sehingga niat baik untuk menyebarkan dakwah Islam terkotori oleh emosi rendahan. Bukankah jika emosi mengalahkan logika akan banyak madharatnya?
Toleransi pada umat beragama hendaknya difokuskan pada upaya-upaya mencari pola untuk saling menghormati atas perbedaan yang ada tanpa rasa permusuhan. Dan ini jelas terkandung dalam kitab suci umat Islam Alquan. “Untukkmu agamamu, dan untukku agamaku” (QS AlKafirun).
Kita harus meneropong posisi dan potensi Islam dalam perspektif yang benar dan adil. Inilah prasyarat utama memahami motif aksi dan reaksi umat Islam terhadap berbagai persoalan sosial dan politik. Islam bukanlah agama yang mengajarkan nilai-nilai permusuhan dan kebencian, apalagi anarkisme dan terorisme. Sebaliknya Islam mengajarkan nilai-nilai akhlakul karimah universal; nilai-nilai baku moral yang kompatibel yang bias diaplikasikan bagi seluruh umat manusia.
Dalam kitab suci umat Islam, Al-Quran, dinyatakan bahwa keberadaan Islam di muka bumi ini merupakan rahmat (kebaikan) yang bisa dinikmati semua makhluk yang ada di alam semesta ini (rahmatan lil alamin). Nilai-nilai ajaran Islam juga mencakup wilayah kebaikan yang sangat luas. Mulai dari petunjuk cara bersosialisasi yang lebih baik, nilai-nilai akhlak yang memuliakan esensi hidup manusia, sistem politik dan hukum yang adil, pola perdagangan yang adil hingga konsep pengelolaan energi dan lingkungan hidup yang berkesinambungan.
Kehadiran gerakan Islam terjadi karena adanya ketidakadilan yang dialami umat Islam dan adanya gerakan-gerakan lokal dan global yang mengancam nilai-nilai akidah (keimanan) umat Islam. Upaya pembelaan umat Islam secara terorganisasi merupakan hal mendesak yang dilakukan karena globalisasi saat ini sudah menjelma menjadi penjajahan gaya baru. Melalui upaya-upaya pemaksaan sistem politik, budaya, dan sosial pada bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Upaya-upaya pengrusakan yang dilakukan umat Islam sendiri perlu dihadapi dengan tegas. Misalnya upaya pembiasan makna pluralitas atau upaya liberalisasi ajaran Islam. Islam sangat menghargai adanya pluralitas dalam hubungan sosial antar berbagai bangsa termasuk hubungan sosial antar umat beragama. Wallahu ‘alam.


Irma Tazkiyya
- Mahasiswa UIN Jakarta, semester 4
- Ketua Umum Pimpinan Komisariat DISTEKPERTUM IMM Ciputat

“Kekasihnya bernama insomnia”

Oleh: Irma Tazkiyya

Sinar matahari itu, melepas kehangatannya bersama perjalananku menuju gedung DPR RI. Perjalananku pun tidak sendirian, aku bersama seorang teman se-ikatan memakai sepeda motornya yang kalau tidak salah berwarna merah. Aku dan dia punya tujuan khusus mendatangi gedung yang katanya disebut tempat orang-orang yang mewakili rakyat Negri ini. entah benar-benar mewakili rakyat atau malah mewakili dirinya sendiri atau kepentingan kelompoknya. Ah sudahlah, aku menulis ini bukan untuk membahas orang-orang yang duduk di gedung itu, melainkan aku ingin menceritakan tentang kekasihnya, kekasih teman ku yang menurut pengakuannya sudah lama menghantui dirinya saat kedinginan malam menghampirinya.
Sebelum aku menceritakan siapa kekasihnya, aku akan coba sedikit mendeskripsikan temanku ini, yang memilih kekasihnya dibandingkan tidur nyenyak pada malam hari setelah siang hari nya berkutat dengan berbagai macam fenomena kehidupan. Temanku ini, mempunyai tinggi badan yang cukup untuk seorang laki-laki, tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu pendek, kulit nya cukup gelap.. hee, baik, terkadang kulihat kepolosan diraut wajahnya yang entah itu dibuat-buat atau memang benar dia seorang yang polos. Ahh, aku sangat tidak yakin kalau dia benar-benar polos. Dia cukup cerdas, setia kawan, dan yang terpenting dia setia dengan ikatan organisasinya, tetapi aku pun tidak terlalu suka dengan kekasihnya, aku yakin dia juga ingin melupakan kekasihnya itu, dan tugas ku sekarang adalah membantunya untuk melupakan kekasihnya yang selama ini mengisi malam-malamnya.
Aku mengetahui kekasihnya, karena dia sendiri cerita padaku. Sejujurnya dia ingin melupakan kekasihnya itu, tetapi sungguh sangat sulit melupakannya. Aku pun menawarkan diri untuk membantu melupakan kekasihnya. Sebenarnya, dia tidak pernah bilang kalau yang mengisi malam-malam nya sampai ia sulit tidur itu adalah kekasihnya. Tetapi, aku menyimpulkan sendiri bahwa yang dimaksud adalah seorang kekasih. Apa lagi kalau bukan kekasih, jika dia sangat betah berlama-lama tidak tidur semalaman dan dampaknya dia baru bisa tidur jam 7 pagi dan bangun sekitar jam 12 siang. Ahh, bukankah itu menjadi kebiasaan buruk untuknya. Awalnya diri senidiri yang membentuk kebiasaan, selanjutnya kebiasaaan yang akan membentuk diri kita. Alangkah bagusnya kalau kebiasaan positif yang nantinya membentuk karakter diri, tetapi alangkah meruginya kalau kebiasaan negatif yang membentuk diri, seperti kebiasaan tidak tidur malam hari dan paginya baru bisa tidur.
Awal perjalananku dengan nya, sampai dia menceritakan kekasihnya, aku berjanji akan membantu membuatkan resep untuk kebiasaannya bersanding dengan kekasinya itu pada malam hari. Kebiasaan buruk yang harus diobati, dan aku berjanji untuk membantu menolong nya. Dua minggu lebih setelah aku mengetahui kekasihnya dan berjanji untuk membuat resep melupakan kekasihnya itu, dia menuntut ku; “ka, mana resepnya? Katanya mau dibuatin”, ohh, maaf saya benar-benar lupa, kataku membela diri. Sungguh aku benar-benar lupa untuk membuat resep untuknya tetapi sekarang aku akan menuliskan beberapa tips untuk membuat ia lupa dengan kekasihnya.
Sebelum, aku menulis resep ini, aku akan sedikit memperkenalkan diriku. Aku adalah mahasiswi ilmu keperawatan. Ahh, aku lupa sekarang bukan mahasiswi lagi, aku baru saja melalui sidang skripsi dan sekarang dibelakang nama ku bisa ditambah dengan S. Kep. Berat rasanya mengetahui sudah jadi sarjana keperawatan, semoga ilmu yang aku dapat selama 4 tahun duduk dibangku kuliah bisa bermanfaat untuk banyak orang. Amin.
Ini perkenalan singkat tentang diriku, sekarang kembali membahas kekasihnya. Dia mengaku sulit sekali untuk tidur, entah kenapa alasannya tidak terlalu jelas atau memang aku belum mengkaji lebih jauh penyebab ia sulit tidur pada malam hari. Analisa ku lebih dari seminggu dia sulit untuk ‘mengujungi’ dunia mimpi pada malam hari. Kelainan tidur bisa dikenali dari tidak dapat tidur dimalam hari atau sering terbangun meski baru tidur sebentar dan tidak dapat tidur lagi kembali. Masalah ini, biasa kami para team medis menyebutnya dengan insomnia.
Insomnia dapat mempengaruhi kualitas hidup dirinya. Kurangnya waktu tidur bisa membuatnya merasa mengantuk sepanjang hari, merasa senewen karena kurang tidur, dan stres. Penyebab insomnia dari waktu ke waktu biasanya disebabkan stres jangka pendek. Hal ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga berminggu-minggu. Tapi, biasanya akan membaik kurang dari satu bulan. Hampir 50 persen pengidap insomnia biasanya disebabkan masalah tidur dan 14 persen diakibatkan penggunaan pil tidur.
Namun, masalah tidur ini dapat menjadi masalah serius bila dialami hingga berbulan-bulan. Kondisi ini bisa digolongkan sebagai Insomnia Kronik. Gejalanya, berupa depresi dan nyeri kronis. Insomnia jenis ini jarang terjadi. Biasanya menyerang 10 persen hingga 15 persen orang dewasa. Lantas apa penyebab insomnia? Penyebab kurang tidur yang dialaminya. Aku sangat menyesal tidak mengkaji lebih lanjut penyebab kurang tidur atau susah sekali dia tidur pada malam hari. Aku pun mencoba me-recall kembali bacaan ku terkait insomnia. Beberapa penyebab insomnia antara lain, pertama, stress, hal ini bisa disebabkan ketakutan terhadap satu kejadian, seperti khawatir akan beban pekerjaan atau masalahnya. Kedua, kebiasaan tidur tidak sehat, misalnya; menonton televisi di tempat tidur. Ketiga, perubahan kebiasaan tidur dan lingkungan, seperti; suara, cahaya atau tidur dengan kasur berbeda. Ke empat, nyeri tubuh, kelelahan dan permasalahan bernafas. Ke lima, mengkonsumsi stimulus yang menyebabkan susah tidur, seperti tembakau, kafein dan obat-obatan.
Sekarang aku baru ingat, bukankah dia perokok aktif. Inilah salah satu faktor kenapa dia tidak ataupun sulit untuk tidur, dan sebelum mengobati masalahnya harus dihilangkan dulu atau dikurangi secara perlahan faktor pencetus sulit nya dia untuk tidur. Aku akan coba menawarkan solusi tanpa obat agar kelainan tidur ini tidak menjadi kronis. Pertama, mulailah mengatur pola tidur setabil mungkin. Tidur dan bangun diwaktu yang sama setiap harinya, tak terkecuali dihari libur. Biasakan menempati jadwal agar pola tidurnya menjadi normal. Kedua, hindari mengkonsumsi kopi atau minuman berkafein dari sore hingga waktu menjelang tidur. Selain itu, stop merokok karena nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menjadi stimulant, yang bisa membuatnya terjaga. Ketiga, berolahraga teratur. Jika tubuh lelah akan mudah tertidur. Tetapi ingat jangat berolahraga saat menjelang tidur. Ke empat, gunakan ranjang hanya untuk tidur, jangan biasakan diri melakukan aktifitas lain seperti makan atau bekerja, hal ini berguna untuk membuatnya terbiasa berbaring diatas ranjang, maka itulah saatnya tidur. Kelima, melakukan relaksasi, bisa mencoba yoga atau meditasi. Hal ini membantu lebih rileks dan nyaman. Inilah lima tips untuk melupakan kekasih nya atau insomnia nya. Bisakah dirinya mengubah kebiasaan itu dan mencoba tips ini. aku berdoa untuk perubahan kebiasaannya.
Lantas bagaimana jika tips yang kutulis diatas sulit untuk dilakukan, kalau memang sulit aku akan kasih resep obat tradisional untuknya. Resep ini kulihat diberbagai referensi buku maupun majalah dan termudah bisa dicari melalui internet. Pertama coba memakan 1 buah pisang masak dipotong-potong ditambah havermuht secukupnya dan satu gelas susu direbus sebentar, seteh agak dingin baru dimakan. Resep kedua, coba mencari kaktus ambil sekitar 60 gram kemudian dukupas kulitnya dan dipotong-potong selanjutnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, setelah itu airnya diminum selagi hangat. Resep ketiga, makan kangkung cukup banyak yang sudah ditumis atau direbus niscaya akan mudah mengantuk. Resep keempat untuk yang susah tidur, adalah 20 gram daun kangkung diiris halus tambahkan 450 cc air, ditambah 10 gram biji jintan, 10 gram ketumbar, 15 gram asam trengguli dan 30 gram daun pegagan. Semua bahan untuk resep keempat ini direbus dan digunakan sebagai minuman setiap hari. Usahakan bisa mandi sinar matahari dibawah jam 10 pagi dan sesudah 4 sore. Terapi ampuh lainnya adalah mandi dengan air hangat serta banyak makan buah terutama papaya dan jeruk.
Inilah beberapa resep untuk menghilangkan kekasihnya yang tidak lain adalah seorang insomnia. Aku berharap tips awal yang ku tulis bisa dilakukannya tanpa menggunakan ramuan tradisional apalagi obat kimia. Hindarilah pemakaian obat dengan jangka waktu yang lama jika hanya ingin bisa tidur pulas pada malam hari. Ingat obat itu ibarat ‘racun’ bisa mengobati tetapi mempunyai efek samping lainnya. So, biasakan hidup sehat dari sekarang yah. Selamat mencoba.!! 

Mimpi; Khayalan atau Kenyataan?

Bismillahhirahmanirrahim
Tulisan ini kutulis sebagai persyaratan orang yang mempunyai mimpi. Mimpi bisa menjadi kekuatan kita untuk terus berjuang, demi mengejar sebuah impian. ‘Mimpi’, kata sakti itu menghampiri benakku. Akankan semua orang mempunyai mimpi?, aku berfikir semua orang mempunyai mimpi, apa bedanya?bedanya, ada orang yang benar-benar memanfaatkan dan menghargai mimpi itu, dan ada orang yang yang sangat tidak memperdulikan mimpi serta menafikkan fungsi cortex cerebral bagian organ otak manusia yang Allah desain untuk makhluk ciptaannya, dan orang seperti ini tidak mau memperjuangkan mimpi-mimpinya.
Lantas, bagaimana dengan mimpi-mimpiku untuk satu, lima, sepuluh tahun mendatang atau sampai tak ada lagi kesempatan untuk menghirup gas O2 di planet bumi ini. Sebelum menjabarkan apa saja mimpiku, inginku tulis sebuah doa ‘sederhana’ ini;
“Wahai Allah, ‘pencipta kehidupan tiada tanding’ percikanlah kedalam hati dan pikiranku semangat untuk menolong hamba-hamba Mu yang membutuhkan aku. Bangkitkan dalam jiwaku bahwa aku mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang lain.
Wahai Allah, pelabuhan tempatku menambatkan cita-cita dan harapan. Anugrahillah aku dengan semangat untuk terus berjuang di tengah kesulitan yang aku alami, jangan biarkan aku menjadi manusia instan yang memperoleh sesuatu sacara mudah tanpa didasari kerja keras”