Rabu, 19 Januari 2011

Keperawatan Islam Masa Kini

Falsafah kepererawatan islam, suatu keyakinan yang mendasari profesi keperawatan. Keyakinan pertama bila kita mencermati beberapa dalil dan sejarah sebagaimana tersirat didalam ayat maupun hadist. Diantaranya dalam surat Asy-Syuara:80 “dan apabila aku sakit, dialah yang menyembuhkanku”. Dalam konteks perawatan islam, kita banyak menemukan beberapa kisah dalam Al-Quran dan Al-hadist saat orang islam mengalami peperangan dengan kaum musyrikin dan kafir yang berakibat terjadinya korban. Dimana korban dirawat oleh para sahabat dan kaum muslimat yang menjadi team kesehatan Rasulullah SAW. Diantaranya Umi Rufaidah yang merupakan tokoh keperawatan dijaman Rasulullah

Perawatan muslim pertama sudah ada jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse lahir kedunia. Kegiatan pelayanan keperawatan telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama Siti Rufaidah pada zaman nabi Muhammad SAW, yang selalu memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan. Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) jadi seimbang. Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal maupun non verbal harus diteruskan turun-temurun dari generasi ke generasi dalam perawat islam masa kini.

Cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.

Menelah lebih jauh tentang keperawatan spiritual, pada dasarnya manusia terdiri dari 2 komponen penting yang mendukung manusia untuk melakukan segala kegiatan, komponen itu adalah jasad dan roh. Tanpa roh seseorang tidak akan berarti, karena jasad manusia tanpa roh adalah tidak jauh beda dengan bangkai yang berbau tidak sedap. Sedangkan roh tanpa bagaikan angin yang teramat sulit untuk meyentuh apapun ataupun melakukan perbuatan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Raga atau jasad bisa mengetahui dengan pengelihatan mata, sedang jiwa bisa mengetahui dengan bashirah (mata hati). Masing-masing memiliki bentuk dan gambaran sendiri-sendiri, bisa baik dan bisa buruk. Jiwa yang bisa mengetahui dengan bashirah, lebih besar kedudukannya daripada jasad yang bisa mengetahui dengan pengelihatan mata. Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional sesuai fungsi dan tujuan dari asuhan keperawatan.dengan demikian dapat tercapai pelaksanaan asuhan keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan syari’ah islam.

Manusia adalah makhluk utuh yang dapat berfikir abstrak dan berbuat dan juga manusia merupakan makhluk sosial, psiko, bio, politik dan mempunyai kebutuhan dasar bermacam-macam dengan tingkat perkembangannya selalu berusaha memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut di dasarkan pada potensi yang ada padanya. Manusia secara terus-menerus menghadapi berbagai perubahan lingkungan dan selalu berusaha menyesuaikan diri agar tercapai keseimbangan. Selain itu manusia dapat belajar dan merubah tingkah laku serta lingkungannya untuk menuju yang lebih baik. Pandangan tentang manusia sangat di pengaruhi falsafah setiap bangsa sehingga dengan kaitannya konsep keperawatan pandangan tersebut akan mewarnai pola konsep perawatan yang dianut oleh suatu bangsa.

Dalam menjalankan kehidupannya manusia tidak lepas dari rasa lelah dan sakit. Seseorang dikatakan sakit jika mengalami keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang tersebut sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari baik jasmani, rohani dan sosial. Di saat sakit seseorang memerlukan seorang figur manusia yang berkompetensi untuk merubah keadaan sakitnya menjadi keadaan sehat. Sebagai contohnya adalah perawat.

Perawat adalah seseorang yang telah lulus dari suatu program pendidikan dasar perawatan, memenuhi syarat di beri wewenang oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan bertanggung jawab. Perawat melakukan tindakan keperawatan kepada klien atau pasien dengan memberikan tindakan yang di fungsikan untuk mengubah keadaan lahiriah atau batiniah yang sakit menjadi lebih baik yang mana tindakan ini memiliki tujuan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat luas, untuk mencegah perkembangan penyakit, melakukan pengobatan/perawatan orang sakit dan untuk merehabilitasi seseorang yang sakit.

Realita keperawatan secara islami memberikan tolak ukur untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia, akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan syariah islam yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam. Seorang perawat islam masa kini harus menyadari untuk mewujudkan perawat yang profesional itu haruslah memiliki kualitas sehingga mampu bersaing. Hidup adalah sebuah persaingan (fastabiqul khairat). Itulah sebabnya, untuk menjadikan diri yang berkualitas, perawat tak kenal berhenti untuk terus belajar, belajar dan belajar. Perawatpun harus menyadari bahwa tiga potensi dirinya, yaitu head, heart, dan hand, hanyalah sebuah khayalan bila tidak ditambah dengan sikap yang mutlak diperlukan, yaitu hard working.

Kualitas bukan sekedar hasil, melainkan sebuah proses dari keterpanggilan hati. Kualitas adalah gambaran yang menjadi obsesi bagi setiap pribadi muslim yang memiliki etos kerja. Perawat muslim yang beretos kerja memiliki semacam semangat untuk memberikan pengaruh positif kepada lingkungannya. Keberadaan dirinya diukur oleh sejauh mana potensi yang dimilikinya memberikan makna dan pengaruh yang mendalam bagi orang lain. Perawat ada karena banyak orang yang maemerlukan perawatan. Perawat ada karena perawat memberikan makna bagi kehidupan.

Perawat muslim harus memiliki etos kerja islam yang baik dalam etos tersebut, ada semacam semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan menghindari segala kerusakan (fasad) sehingga setiap pekerjaan diarahkan untuk mengurangi bahkan menghilangkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya (no single defect). Sikap seperti ini dikenal dengan ihsan, sebagaimana Allah menciptakan manusia dalam bentuknya yang paling sempurna (fi ahsani taqwin).

Senada dengan kata ihsan, di dalam Al-quran kita temukan pula kata itqan yang berarti proses pekerjaan yang bersungguh-sungguh, akurat dan sempurna (an-Naml:88). Akibatnya, seorang muslim yang mempunyai kepribadian qur’ani pastilah akan menunjukan etos kerja yang bersikap dan berbuat serta menghasilkan segala sesuatu yang bersungguh-sungguh dan tidak pernah mengerjakan sesuatu setengah hati (mediocre). Seorang perawat harus memiliki kualitas hati (quality of your heart) berkaitan dengan kualitas moral seseorang atau dikenal dengan istilah Spiritual intelligent.

Seorang perawat muslim yang professional harus bekerja dan pekerjaannya sebagai aktivitas dinamis, mempunyai makna bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan seorang muslim harus penuh dengan tantangan (challenging), tidak monoton dan selalu berupaya untuk mencari terobosan-terobosan baru (innovative) dalam melakukan perawatan kepada pasien, bagaimana cara mengkolaborasi dari ilmu pengetahuan, ilmu keperawatan dan seni dalam merawat serta tidak pernah merasa puas dalam berbuat kebaikan. Ada motivasi dalam hatinya untuk selalu meningkatkan kualitas dirinya. Jiwanya gelisah jika berada dalam kondisi statis. Jiwanya merintih apabila setiap waktu tidak ada perubahan yang bermanfaat. Inilah yang dimaksudkan sebagai semangat perubahan (spirit of change).

Ibarat meneguk air laut, kian diteguk terasa kian haus pula rasanya. Islam adalah agama yang dinamis dan penuh energy, tidak pernah mengenal kamus berhenti dalam berbuat kebaikan, menggapai prestasi Ilahiah. Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita lakukan dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya untuk dapat melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita yakini bersama.


Oleh: Irma Tazkiyya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar